Menurut A. Pakerti, berwirausaha senantiasa melibatkan dua unsur pokok, yaitu soal peluang dan soal kemampuan menggapi peluang. Hal ini dituangkan dalam teori:
1. Teori Ekonomi
Menyatakan bahwa wirausaha itu akan muncul dan berkembang kalau ada peluang ekonomi. Misalnya ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi dimasa depan merupakan peluang usaha. Disamping kebutuhan ekonomi, kemajuan teknologi juga membuka peluang usaha.
2. Teori Sosiologi
Para ahli sosiologi mencoba menerangkan mengapa berbagai kelompok social (kelompok ras, suku, agama, dan kelas sosial) menunjukkan tanggapan yang berbeda-beda atas peluang usaha. Mereka meneliti faktor-faktor sosial budaya yang menerangkan p-erbedaan kewirausahaan antara berbagai kelompok itu. Hagen mengemukakan teori bahwa dalam kelompok itu orang didorong menjadi wirausaha karena sebagai kelompok mereka dipandand rendah oleh kelompok elite dalam masyarakatnya. Kelompok yang makin direndahkan kedudukan sosialnya makin besar kecenderungan kewirausahaannya.
3. Teori psikologis
Perintis teori psikologi adalah David McCleland, ia menalarkan adanya hubungan antara perilaku kewirausahaan dengan kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement atau nAch). Selanjutnya secara empiris ia menemukan korelasi positif antara kuatnya nAch dan perilaku wirausaha yang berhasil. nAch terbentuk pada masa kanak-kanak dan antaranya ditentukan oleh bacaan untuk Sekolah Dasar. Ini berarti itu harus ditanamkan sejak dini. Namun motif berprestasi bisa ditingkatkan melalui latihan pada orang dewasa.
4. Teori Perilaku
Wesper memandang perilaku wirausaha sebagai kerja. Ia menyimpulkan bahwa keberhasilan seseorang wirausaha tergantung dari :
a. Pilihan tempat kerjanya sebelum mulai sebagai wira usaha
b. Pilihan bidang usahanya, kerjasama dengan orang lain
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar